RadarNasional-Kabupaten Morowali adalah salah satu daerah yang termasuk kategori terkaya di indonesia karna daerah tersebut di gelar daerah seribu tambang apalagi dengan ada nya pembangunan pabrik smelter yang di terbesar di dunia yang saat ini memilki karyawan dengan jumlah puluhan ribu orang
Namun masih banyak Masyarakat lokal morowali yang menjadi penonton di kampung sendiri karna tidak memiliki skil dan keterbatasan pendidikan yang tersebar di wilayah kabupaten morowali,
Morowali adalah wilayah seribu tambang kebutuhan tenaga kerja di setiap perusahaan sangat di butuhkan akan tetapi satu hal yang perlu kita ketahui bahwa hanya yang memiliki pendidikan di atas rata- rata yang di berikan kesempatan oleh perusahaan tambang untuk bekerja di perusahaanya, padahal masih sangat banyak generasi muda atau warga lokal morowali yang berkeinginan bekerja di perusahaan akan tetapi terhalang dengan segala persarayaratan khususnya bagi generasi muda lokal morowali yang putus sekolah di akibatkan karna ada beberapa faktor.
Sesuai hasil investigasi media ini di lapangan di beberapa desa di wilayah kabupaten morowali, sekelompok anak muda yang kami temui, dan menanyakan kepada mereka apakah kalian tidak bekerja di perusahaan..? Dengan nada sedih mereka menjawab: kami tidak memiliki ijasah Om..! sesuai yang di butuhkan di perusahaan, jawab anak muda, ada yang menerimah karyawan tapi kontraktor di PT.IMIP tapi harus membayar paling kecil kita siapkan uang 2 juta sampai dua juta lima ratus ribu menurut nya kami tidak punya uang sebanyak itu,,,, ungkap nya dengan nada sedih
Menanggapi ungkapan sekelompok anak muda di atas tersebut, reporter media ini menemui kepala dinas Nakertrasnmigrasi dan tenaga kerja kabupaten Morowali, Drs. Rahman Toppo,, 7/6/2021 tentang warga lokal morowali yang tidak bisa memenuhi persyaratan sesuai aturan dari perusahaan, dan terkait oknum kontraktor/LPTKS, harus gunakan uang/mahar, Beliau menjelaskan secara tegas bahwa jika itu benar ada oknum kontraktor/ LPTKS, yang membebani calon karyawan maka kami akan melakukan pengecekan di lapangan dan jika itu benar kami akan serahkan kepada Pengawas Ketenaga kerjaan akan di lakukan pembinaan, ujar nya.
kemudian untuk warga lokal morowali yang tidak bisa memenuhi persyaratan yang di madsut saat ini kami sementara melakukan kordinasi di pihak perusahaan dalam hal ini PT.IMIP, agar mencari solusi terhadap warga lokal morowali yang tidak bisa memenuhi persyaratan dalam hal ijasah minimal SMA dan sederajat, mudah mudahan saja pihak manejemen PT,IMIP. memberikan ruang secara khusus dan akan terus berupaya mencari jalan keluar agar tidak ada lagi pengangguran di morowali, yang berkeinginan kerja di perudahaan,” ungkap nya,
Perlu di ketahui bahwa salah satu komiten pihak perusahaan yang tertuang dalam dokumen Andal yang antara lain adalah Pemberdayaan masyarakat lokal yaitu masalah tenaga kerja,kita akui bahwa pemberdayaan terhadap warga lokal harus kita akui dan sudah dia relasasikan bagi yang bisa memenuhi persyaratan, madsut nya yang memiliki Ijasah, baik itu S 2, S1,D3,D2.dan SMA dan sederajat, namun bagaimana dengan pemberdayaan terhadap warga lokal yang memilkil skil tapi bisa memenuhi Persyaratan padahal meraka juga sangat berkeinginan kerja di perusahaan khusus nya PT.IMIP.( ful )