Radarnasional-Meskipun di tahun -tahun sebelumnya sudah di anggarkan lebih kurang puluhan miliar anggaran APBN KEMENTRIAN PUPR untuk pekerjaan Preservasi Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Sulawesi Tengah namun kondisi ruas jalan kabupaten Morowali Utara sampai kabupaten Morowali semakin rusak parah dan berujung dengan kecelakaan.
Kita sebut sebagai proyek abadi, karena selama kurang lebih 4 tahun terkini jalur Kec.Petasia-Beteleme -Tompira-witaponda -Bungku yang mengalami perbaikan selalu di Kerjakan oleh PT. MENTAWAI KARYATAMA SEJATI
Yang lebih parah lagi jalan yang diperbaiki sepanjang tahun tidak pernah bagus, masih dalam pengerjaan sudah hancur, bahkan menelan korban nyawa masyarakat, akibat mengalamai lakalantas karena menghindari jalan beraspal yang berpasir,berlobang.
Demikian jejak Progres Proyek Preservasi yang di kerjakan oleh PT.Mentawai Karyatama Sejati dari tahun 2019- sampai 2022 terkini :
1.PT.MENTAWAI KARYATAMA SEJATI mendapatkan. Paket Preservasi ruas jalan Beteleme – Tompira – Kolonedale – Bahonsuai – Bungku, TA 2019 silam dengan nilai anggaran dibandrol sebesar Rp24.119.061.000, . Banyak yang menilai proyek miliaran rupiah itu melalui program preservasi jalan, tidak akan bertahan lama.
Salah satu item pekerjaan yang masuk dalam program preservasi pada TA 2019 lalu, yaitu proyek bronjong penahan bahu jalan ,pengaspalan ,drainase.
2.PT. MENTAWA KARYATAMA SEJATI melakukan lagi pekerjaan kontruksi pada tahun 2020 ini diruas jalan Wilayah III dengan ruas yang di kerjakan beberapa akses jalan pengaspalan ,seperti di kabupaten Morowali desa solonsa jaya begitu juga drainase namun sayang alih alih ingin mendapatkan kondisi jalan yang baik malah ruas tersebut terlihat sudah mengalami kerusakan dibeberapa titik padahal PT Mentawa Karyatama Sejati, kembali utuh mendapatkan proyek MYC diruas yang sama dengan nilai kontrak senilai Rp49.130.936.000.
3.Sedikit mengelitik PT.MENTAWAI KARYATAMA SEJATI mendapatkan lagi proyek diruas yang hampir sama pada tahun 2022 ini .
Salah satunya adalah penanganan longsor kegiatan yaitu item Pekerjaan Galian Batu yang berlokasi pada STA 13+000 – 13+275 di ruas jalan Tompira – Kolonodale, sepanjang 275 mtr, atau tepatnya pada ruas jalan yang mengalami longsoran bagaimana nasib dari proyek tersebut ?
Terkini sesuai dengan pantauan media Radarnasional (14/7) pengupasan aspal lama pada paket pekerjaan tahun 2020-2021 ini terlalu dangkal sehingga hamparan aspal yang baru sangat meragukan ketebalan nya, dan lapisan perekat (teack chot) nya juga terkesan sarat dari pengerjaan terlihat jelas di desa Solonsa Kecamatan witaponda
Hermanus, tokoh masyarakat Desa Solonsa Jaya mengatakan pembangunan jalan di desa Solonsa jaya semestinya masih masuk dalam progres masa pemeliharaan kondisi jalan bukan baik malah aburadul kayak gini .
“Sekarang yang kami lihat itu adalah asas manfaat, apakah jalan yang dibangun dan sudah rusak itu dirasakan baik manfaatnya oleh masyarakat atau tidak. Karena sejak dibangun sampai saat ini kondisinya sudah rusak dan sangat membahayakan masyarakat sebagai pengguna jalan itu,” kata Hermanus ,saat berbincang dengan Wartawan Radarnasional (14/7)
Sementara PPK 3.5 Balai Jalan Nasional Sulteng Hasyim terkonfrimasi (14/7) memilih mengunci mulut rapat rapat dan berserah kepada Tuhan.