Radarnasional,Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melaporkan bahwa tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 secara nasional mencapai angka 68 persen. Angka tersebut dinilai positif oleh KPU RI meski terdapat berbagai tantangan selama tahapan penyelenggaraan Pilkada.
Ketua KPU RI, Mochammad Afifudin, menyampaikan hal ini dalam rapat bersama Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Rabu (4/12/2024).
Ia menyebut capaian ini mencerminkan semangat demokrasi masyarakat Indonesia yang tetap tinggi, meskipun perhelatan Pilkada kali ini tidak mendapatkan sorotan sebesar Pemilu Februari 2024.
“Jadi rata-rata nasionalnya sekitar 68 persen. Dalam kacamata kami itu juga sudah luar biasa di tengah tahapan yang seperti ini,” ujar Afifudin di hadapan para anggota Komisi II DPR RI.
Afifudin menjelaskan bahwa partisipasi pemilih pada Pilkada tahun ini memang cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan Pemilu 2024.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan skala dan tingkat perhatian publik terhadap kedua perhelatan tersebut. Pemilu Februari 2024 yang mencakup pemilihan presiden, anggota legislatif, dan DPD RI, dinilai memiliki daya tarik lebih besar dibanding Pilkada yang bersifat lokal.
“Pada Pilkada, sorotan masyarakat cenderung terbagi atau bahkan menurun karena sifatnya lebih lokal dibandingkan Pemilu nasional.
Namun, dengan partisipasi yang mencapai 68 persen, ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepedulian terhadap proses demokrasi di daerah masing-masing,” tambahnya.
Tantangan dan Upaya KPU
Afifudin juga mengakui adanya tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Beberapa kendala yang dihadapi mencakup minimnya sosialisasi di beberapa daerah, faktor cuaca, serta dinamika politik lokal yang memengaruhi antusiasme masyarakat.
“Kami di KPU terus berupaya memaksimalkan sosialisasi dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari tokoh masyarakat hingga lembaga pendidikan, untuk memastikan informasi terkait Pilkada sampai ke seluruh lapisan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, KPU juga menggencarkan penggunaan teknologi informasi untuk menjangkau pemilih muda. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya berpartisipasi dalam Pilkada.
Dukungan DPR RI
Dalam rapat tersebut, sejumlah anggota Komisi II DPR RI mengapresiasi capaian KPU RI dalam mengelola tingkat partisipasi pemilih. Meski demikian, beberapa anggota DPR juga memberikan catatan penting terkait perlunya evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Pilkada di masa mendatang.
“Kami mengapresiasi upaya KPU dalam menjaga stabilitas partisipasi pemilih. Namun, evaluasi tetap diperlukan untuk melihat kelemahan-kelemahan yang ada, termasuk dalam hal pengelolaan logistik dan penyebaran informasi,” ujar salah satu anggota Komisi II DPR.
Harapan untuk Pilkada Selanjutnya
KPU RI berharap tingkat partisipasi pemilih dapat terus meningkat pada Pilkada-pilkada berikutnya. Afifudin menekankan pentingnya sinergi antara penyelenggara pemilu, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan Pilkada yang lebih inklusif dan partisipatif.
“Kami optimis, dengan kolaborasi yang baik, partisipasi pemilih bisa lebih tinggi lagi di masa mendatang. Demokrasi lokal adalah fondasi yang kuat bagi pembangunan bangsa secara keseluruhan,” pungkas Afifudin.
Dengan capaian 68 persen partisipasi pemilih, Pilkada 2024 tetap menjadi catatan positif dalam perjalanan demokrasi Indonesia, meskipun terdapat tantangan yang perlu terus diperbaiki.