Menteri LHK Temukan Pelanggaran Lingkungan Serius di Kawasan Nikel Morowali: “Rakyat yang Menanggung Akibatnya”

oleh -445 Dilihat

Radarnasional,Morowali-Inspeksi mendadak yang dilakukan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq ke kawasan industri nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, menguak sejumlah pelanggaran lingkungan yang mengkhawatirkan. Dalam kunjungan pada Kamis (29/5/2025), Menteri Hanif meninjau langsung area strategis di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), termasuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bahomakmur milik PT IMIP, kawasan banjir milik PT ONI, dan smelter PT ITS yang sebelumnya mengalami insiden serius.

Dalam pernyataan resminya pada Jumat (30/5/2025), Hanif menegaskan bahwa ketidakdisiplinan industri dalam mematuhi standar lingkungan tidak dapat ditoleransi, karena dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar.

“Kalau industri tidak disiplin, rakyat yang menanggung akibatnya. Kami tidak akan ragu menjatuhkan sanksi bagi yang melanggar,” tegasnya.

Temuan ini memperkuat kekhawatiran masyarakat sipil dan pemerhati lingkungan mengenai dampak buruk ekspansi industri nikel yang kerap mengabaikan aspek keberlanjutan dan keselamatan ekologis. Tidak hanya menyebabkan pencemaran tanah dan air, kawasan yang ditinjau juga menunjukkan potensi bahaya banjir dan risiko kecelakaan industri akibat sistem pengelolaan yang lemah.

Kritik terhadap lemahnya pengawasan pemerintah daerah dan akuntabilitas perusahaan semakin mengemuka, mengingat kawasan IMIP selama ini menjadi simbol kemajuan ekonomi di Sulawesi Tengah, namun juga menyimpan potensi krisis lingkungan yang besar.

Langkah Menteri LHK ini diapresiasi banyak pihak, namun publik menanti lebih dari sekadar sidak dan pernyataan tegas. Tindakan konkret berupa penegakan hukum, sanksi administratif, hingga penghentian sementara operasi bagi perusahaan pelanggar menjadi tuntutan utama masyarakat terdampak.

Industri nikel memang menopang ekonomi, tetapi tanpa regulasi yang ditegakkan dan pengawasan yang ketat, dampaknya bisa menjadi bencana ekologis jangka panjang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.