RadarNasional-Sorotan demi sorotan terus dialamatkan kepada PT. Vale Indonesia. Setelah Kades Lele, kini sorotan datang dari Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bahomotefe, Ferdiyanto yang disampaikan dalam pertemuan tindaklanjut penyelesaian permasalahan lahan kontrak karya PT. Vale, pada Kamis (19/5/2022).
Ketua BPD Bahomotefe, Ferdiyanto, menyebut, dalam perjalanannya PT. Vale Indonesia kerap mengumbar janji surga telinga, namun tidak ditepati dan menuai kecewa. Pembahasan keberadaan, rencana aktivitas dan konflik antar perusahaan dan masyarakat pun sudah tidak asing lagi bagi warga Morowali, khususnya diwilayah desa lingkar tambangnya.
“Kami pada prinsipnya mendukung semua pelaku investasi, ketika membawa kesejahteraan bagi kita. Disini mungkin saya dan Pak Kades Lele termasuk. Kita adalah generasi kedua yang menjadi korban janji-janji PT. Vale Indonesia. Generasi pertama itu adalah orang-orang tua kami,” ungkap Ferdiyanto.
Menurut Ferdiyanto, keberadaan PT. Vale yang dulunya namanya masih PT. INCO tahun 1970-an, harapan masyarakat yang sering disampaikan tentang keseriusan PT. Vale Indonesia untuk berinvestasi diwilayah ini. Sehingga, kalau ada pertemuan seperti ini dan penyampaian soal rencana bentuk keseriusan PT. Vale, masyarakat seakan tidak percaya lagi.
“Kata-kata yang keluar dari mulut masyarakat, paling surga telinga lagi kita diberikan. Ketika ada bahasa seperti itu, kita juga mau memberikan penjelasan kepada masyarakat, juga tidak bisa. Karena tidak ada penyampaian dari pihak Vale terkait sejauh mana keseriusan mereka,” ungkapnya.
Ia menambahkan, masih lekang diingatan pertemuan di Hotel Metro tahun 2019, sudah diberikan gambaran tentang keseriusan PT. Vale Indoensia untuk membangun smelter diwilayah desa lingkar tambang. Namun sangat disayangkan, setelah itu, tidak ada lagi info tindaklanjutnya. “Nah sekarang, ada kabar burung soal pembebasan lahan dan ini dinilai berpotensi konflik di masyarakat,” tutup Ferdiyanto.