Radarnasional,Morowali– Kepolisian Resor (Polres) Morowali berhasil mengungkap kasus pembunuhan seorang pria yang mayatnya ditemukan di pinggiran jalan poros Jalur 16, Bungku Tengah, Desa Bahoruru.
Kapolres Morowali AKBP Suprianto, SIK, MH melalui Kasat Reskrim IPTU Agus Salim, SH, MAP menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan tujuh orang terduga pelaku dalam waktu kurang dari 24 jam.
“Terduga pelaku pembunuhan saat ini sudah diamankan dan sedang diperiksa lebih lanjut. Alhamdulillah, berkat dukungan semua pihak, kami bisa mengungkap cepat kasus ini dalam waktu kurang dari 24 jam. Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota dan pihak yang telah membantu,” ungkap IPTU Agus Salim.
Agus menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, para terduga pelaku mengakui bahwa korban sering membuat kesal dengan melakukan pelecehan dan sering mengganggu salah satu terduga dengan menelepon. Para terduga awalnya berniat memberikan pelajaran namun tanpa diduga, tindakan mereka menyebabkan kematian korban.
“Pemeriksaan terus dilakukan terkait motifnya. Sementara ini, pengakuan dari para terduga menunjukkan bahwa korban sering melakukan pelecehan, termasuk memegang alat kelamin salah satu terduga.Salah satu terduga juga merasa kesal karena sering ditelepon oleh korban, sehingga terjadilah pemukulan yang awalnya dimaksudkan untuk memberikan pelajaran namun justru berakibat fatal,” jelas Agus.
Kasat Reskrim menjelaskan, pada Selasa, 2 Juli 2024 sekitar pukul 20.00 WITA, para terduga AM, AK, NL, MT, PU, dan FM berkumpul di rumah AM untuk bermain karambol. AM memberitahu teman-temannya bahwa korban sering membuat kesal dengan menelepon, sehingga mereka sepakat untuk memberikan pelajaran dengan memukul korban secara bersama-sama.
Mereka kemudian mengunjungi teman lainnya, ARD, di kosannya di Kelurahan Lamberea. Setelah itu, para terduga memancing korban bernama Duali alias Imel, seorang waria, untuk bertemu.
“AM memancing korban dengan mengajak bertemu dan meminta bayaran Rp 150.000. Korban menyetujui dan dijemput dari acara pesta di Desa Matansala. AM dan NL bertemu korban dan meminta uang untuk membeli rokok, namun korban tidak memberikan uang dan berjanji untuk bertemu lagi pukul sebelas malam. AM dan NL kembali bertemu terduga lainnya dan mereka sepakat untuk menunggu di jembatan Bahoruru,” jelas Agus.
Sekitar pukul 23.00 WITA, AM dan korban tiba di jembatan Bahoruru. Setelah turun dari motor dan melihat banyak orang, korban meminta untuk diantar pulang. Namun, AK alias AN mendatangi korban dan meminta uang untuk membeli minuman. Setelah memberikan uang, korban meminta untuk diantar kembali, namun AN memukul korban di bagian rahang hingga jatuh tak bergerak. Para terduga sempat memeriksa korban namun tidak ada respon dan mereka kembali ke kosan, sempat membeli minuman keras dalam perjalanan.
“Saat terduga meminta uang, korban memberikan Rp 50.000. Setelah itu, salah satu terduga memukul korban hingga jatuh dan tak bergerak. NL sempat mencoba membangunkan korban namun tidak berhasil. Para terduga kemudian meninggalkan korban dalam keadaan tak sadarkan diri,” lanjut Agus.
“Para pelaku kemudian membeli bir dan anggur merah dan kembali ke kos ARD. AM dan NL kembali ke tempat kejadian untuk memeriksa korban. Mereka menyiram kepala korban dengan air namun tidak ada respon.
Setelah memeriksa pernapasan dan nadi korban, mereka menyadari bahwa korban sudah meninggal dunia. Mengetahui hal tersebut, mereka segera kembali ke kosan dan memberitahu teman-teman lainnya,” tutup Agus.